Jadwal Sholat Kota Semarang

synopsis

Posted by ali_el_shirazy on Minggu, 14 Februari 2010 , under | komentar (3)




Meniti Jalan ke Surga
akhirnya novel ke tiga (ditulis ke empat) ana masuk juga di gramedia. novel ini adalah novel ringan pertama ana dengan ketebalan hanya 182 halaman dan ukuran buku kecil. novel ini bercerita tentang anak-anak SMA yang menghadapi kelulusan dan pilihan jalan akan masa depannya dengan sebuah keputusan yang diambil melalui berbagai pertimbangan. setting masih di SMA dan ciri novel Kangali insyaAllah masih akan tetap ditemui (canda, syar'i, dsb)
selamat mencari dan membaca. semoga bermanfaat dan makin mendekatkan diri pada Allah,amin.

CARA BIJAK MENJADI SEORANG PENULIS YANG BAIK BAG 2

Posted by ali_el_shirazy on Selasa, 02 Februari 2010 , under | komentar (0)





AYO PILIH KAMAR,…..

Setelah cukup lama (atau sangat lama) akhirnya ana bisa posting lagi kelanjutan cara-cara (ways) bijak untuk menjadi seorang penulis yang baik. Semoga tidak mengecewakan. (amin, amin, amin ya Robb,…)
Kalau di bagian satu kita bicara masalah niat (intention), maka di bagian ini kita akan bicara mengenai ruang, kamar, bagian, wilayah, (dan aneka kata benda lain yang sejenis)
Sebenarnya apa maksud dari judul di atas? (ayo pilih kamar,..)
Yang dimaksud di sini adalah bahwa sastra itu luas, dengan aneka bagian-bagiannya. Kita perkecil menjadi tulisan fiksi, itu pun masih sangat luas. Ibarat sastra itu dunia, maka karya fiksi adalah benua Eropa.
Persoalan kemudian, kita akan berada di Negara (tempat) mana? Sama seperti sebuah bangunan besar, kita akan berada di kamar yang mana?
Mari kita anggap sastra itu sebuah bangunan dengan tiga lantai dan berpuluh kamar,….
Lantai pertama, adalah lantai yang diperuntukkan bagi usia di bawah 15 tahun,…. Atau biasa kita sebut lantai anak-anak.
Lantai kedua adalah lantai usia 15 sampai 24 tahun,.. yang bisa kita sebut sebagai lantainya para remaja
Dan lantai terakhir adalah lantai untuk usia 25 tahun ke atas atau dewasa (tentu ada lift nya berarti,.. biar para orang tua tidak capai,.. hehe)
Maka kita pun akan memilih tulisan kita akan kita arahkan pada lantai berapa dulu? Jika tulisan kita berisi bagaimana langkah dan cara menjadi kakek-nenek agar disukai para cucu, tentu tidak mungkin (tidak tepat) kita arahkan pada lantai remaja atau anak-anak. Jika tulisan kita akan berisi bagaimana cara mengukir senyum bagi pasangan kita (yang sudah menikah) tentu tulisan kita juga tidak pantas kita tujukan pada lantai remaja maupun anak-anak.
Maka kita harus tahu, sekiranya level mana yang akan kita tuju untuk tulisan (bahan di kepala yang akan ditulis)
Dan ini baru levelnya, belum pada kamarnya,…
Kita persingkat saja, jika kita sudah memilah kamar itu, akan menjadi lebih mudah bagi kita untuk memilih kamar yang mana? Mau menulis tentang sejarah, cinta, social? Dan masih banyak hal lain meskipun ini adalah karya fiksi.
Memilih dan memilah di sini pertama kali ditujukan untuk memantapkan niat kita agar menulis lebih bersemangat; dengan sebuah keyakinan bahwa tulisan kita akan diterima para penghuni kamar yang sudah kita pilih. Hal ini juga akan mempermudah menyusun kerangka tulisan, juga penyusunannya karena kita sudah memiliki sebuah arah yang dituju.
Cukup kah demikian?
Tidak,… pemilihan ini bukan hanya diartikan untuk mengarahkan, tetapi juga untuk menjaga konsistensi.
Maksudnya adalah, jika kita sudah memilih level dua dengan tema cinta yang baik fillah, maka kita jaga tulisan kita pada kamar itu agar tidak berpindah kamar, atau naik turun level. Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa kamar-kamar lain dan level-level lain bisa kita libatkan, tetapi harus digarisbawahi ini hanya sebatas dilibatkan, yang tidak mengganggu, atau merusak hal utama yang sudah kita pilih untuk kita tulis dan arahkan.
Karena semua hal tersebut dimaksudkan agar tulisan kita tidak ambigu, atau abau-abu sehingga akhirnya para pembaca (baca ; para penghuni kamar yang dituju) malas membaca tulisan kita meskipun sebenarnya berisi hal-hal indah yang bermanfaat. Hingga akhirnya menyebabkan tulisan kita tidak akan memiliki kelanjutan yang bagus meskipun sebenarnya saat pertama kali diluncurkan mendapat respon yang baik.
Hmmmmm,………… ana hanya berdo’a semoga tulisan kali ini cukup bisa dipahami (karena sepertinya kok agak runyam gimana tulisan kali ini,….)
Allaahu a’lam, semoga difahami, bermanfaat, dan sampai ketemu pada kelanjutan cara ala Kangali ^_^